Menjadi Lebih Disiplin
WAJAR jika atlet puslatda selancar angin Jatim Aiyah Agni Hamidah waswas saat diharuskan mengikuti latihan militer. Bagi Agni, panggilannya, mengikuti program pembinaan karakter di satuan militer merupakan hal yang sangat baru.
’’Awalnya aku takut sih, gak tau nanti gimana dan disuruh ngapain aja,’’ ujar peselancar berusia 15 tahun itu. Namun, peraih emas Pra-PON tersebut merasa excited lantaran teman-temannya bertambah dengan program tersebut. Dia juga jadi lebih banyak mengenal para atlet dari berbagai cabor lain di puslatda Jatim.
Peselancar spesialis nomor techno women itu menilai, dengan mengikuti program pembinaan karakter, dirinya mengalami perubahan sikap. Dari yang dulunya lambat ketika mengerjakan sesuatu kini jadi lebih cekatan. ’’Di sini makan harus cepat, nyiapin semuanya sendiri. Mulai bangun sampai tidur, semuanya diatur. Jadinya lebih disiplin,’’ ucap siswi SMAN 4 Surabaya itu.
Agni yang semula beraktivitas let it flow kini secara bertahap mulai menetapkan target-target yang pasti. Selama program berlangsung, tidak bisa bertemu keluarga selama beberapa waktu serta tidur di barak militer dengan fasilitas dan kondisi yang berbeda dari rumahnya tidak pelak membuatnya homesick. ’’Di sini gak ada kipas angin dan kasurnya biasa, tapi dibuat nyaman aja. Aku kangen banget sama orang tua,’’ ungkapnya.
Agni yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara itu telah menekuni cabang olahraga selancar angin sejak dirinya duduk di bangku kelas 6 Sekolah dasar (SD). Agni dan rekannya sesama puslatda, Hoiriyah (nomor RSX putri) merupakan dua peselancar Jatim yang diprediksi akan memboyong emas di PON nanti.
Sebagai seorang peselancar, dirinya dituntut bisa beradaptasi dengan kondisi alam. Lokasi venue selancar angin di PON mendatang sama seperti venue ada Pra PON yaitu di Pantai Balongan Indah, Indramayu, Jawa Barat. ’’Di PON September nanti aku berusaha memenuhi target yang diberikan. Masih banyak teknik- teknik yang harus dibenahi,’’ terangnya. (nes/c15/tom)