Tiongkok Kian Kuasai Perdagangan Senjata Dunia
BEIJING – Pertumbuhan industri persenjataan Tiongkok kian pesat. Dalam laporan yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), selama kurun lima tahun belakangan ini, ekspor senjata Negeri Panda itu naik hampir dua kali lipat. Senjata-senjata tersebut dikirim ke berbagai negara.
’’Sepuluh tahun lalu Tiongkok hanya mampu menawarkan peralatan dengan teknologi rendah. Namun, sekarang telah berubah,’’ ujar Siemon Wezeman, peneliti senior di bidang Program Persenjataan dan Pengeluaran Militer SIPRI. ’’Peralatan yang mereka produksi kini jauh lebih maju jika dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu sehingga menarik minat beberapa pasar yang lebih besar,’’ tambahnya.
Terhitung dalam rentang waktu 2011 hingga 2015, ekspor senjata Tiongkok naik 88 persen bila dibandingkan dengan kurun lima tahun sebelumnya. Jumlah itu tidak termasuk persenjataan ringan. Pada waktu yang sama, impor senjata turun hingga 25 persen jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Turunnya angka impor tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri Beijing untuk menggunakan senjata buatan dalam negeri kian meningkat.
Pakistan
Bangladesh
Myanmar
Venezuela
Tanzania
Aljazair
Indonesia
Sudan
Iran
Nigeria
Kamerun USD 2.988 juta USD 1.650 juta USD 1.338 juta USD 373 juta USD 327 juta USD 322 juta
USD 227 juta USD 134 juta USD 116 juta USD 115 juta USD 98 juta
Tiongkok menyumbang 5,9 persen dari ekspor senjata secara global selama lima tahun ini. Penjual senjata teratas tetap diduduki Amerika Serikat (AS) yang menyumbang 33 persen dan Rusia 25 persen. Ekspor AS naik 27 persen dan Rusia 28 persen. Senjata-senjata buatan Tiongkok itu dijual ke Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Venezuela, Tanzania, Aljazair, Indonesia, Sudan, Iran, Nigeria, dan Kamerun. Nilai penjualan senjata ke Pakistan merupakan yang tertinggi. Yaitu, mencapai 35 persen dan senilai USD 2.988 juta atau setara dengan Rp 40,06 triliun. Disusul ekspor ke Bangladesh senilai USD 1.650 juta (Rp 22,12 triliun). Indonesia ’’hanya’’ melakukan pembelian senilai USD 227 juta (Rp 3,04 triliun).
Selama ini Pakistan memang merupakan sekutu Tiongkok. Kedekatan secara militer kedua negara kerap membuat pemerintah India berang. Pakistan dan India kerap berkonflik memperebutkan wilayah Kashmir. India saat ini tengah berusaha meningkatkan industri persenjataan di dalam negerinya.
Tiongkok telah berinvestasi miliaran dolar untuk membangun dan meningkatkan industri persenjataan dalam negerinya. Investasi itu dilakukan untuk mendukung ambisi maritim Beijing di Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Total bujet militernya pada 2015 mencapai 886,9 miliar yuan (Rp 1.825,228 triliun). Bujet tersebut naik 10 persen kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meski ekspor telah berkembang, Tiongkok tetap perlu mengimpor pesawat transportasi yang berukuran besar, helikopter, serta mesin untuk pesawat terbang, kendaraan, dan kapal. (Reuters/CNN/sha/c14/ami)