Jawa Pos

Belajar Bersama di Perpustaka­an Taman Ekspresi

-

SURABAYA – Libur sekolah dan kuliah tidak berarti hanya berdiam diri di rumah. Bisa juga berkumpul bersama teman sambil membedah materi pelajaran. Kegiatan tersebut makin menyenangk­an jika dilakukan di tempat yang tenang, rindang, dan diiringi semilir angin sepoi-sepoi. Misalnya, yang dilakukan Cindy Claudera di Perpustaka­an Taman Ekspresi kemarin (28/12).

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universita­s Airlangga tersebut sedang bersiap menghadapi ujian semester. Dia tidak sendiri. Bersama tiga rekannya, dia asyik membedah soal-soal yang rumit. ”Kalau mau ujian biasanya ke sini, tempatnya tenang dan terbuka, belajarnya jadi nyaman,” tutur perempuan asal Benowo itu.

Kebetulan, kondisi taman tidak terlalu ramai saat itu. Begitu pula perpustaka­an. Kegiatan belajar yang dimulai Cindy sejak pukul 09.00 itu pun jadi lancar dan tidak banyak kendala.

Petugas teknis Perpustaka­an Taman Ekspresi Tyas Dian Eka mengatakan, tingkat kunjungan di perpustaka­an terus meningkat dari tahun ke tahun ( ada grafis). Perpustaka­an yang beroperasi sejak 7 Mei 2011 tersebut juga ramai setiap hari. Pada Senin hingga Jumat, jumlah pengunjung rata-rata mencapai 30–35 orang. Pada Sabtu, jumlah pengunjung mencapai 40–50 orang dan Minggu 70–80 orang.

Khusus kemarin, kata Tyas, jumlah kunjungan hanya mencapai separo dari Minggu biasanya. Yakni, ada 36 pengunjung. Dia memprediks­i, itu terjadi karena musim liburan sehingga banyak siswa yang mudik atau berwisata bersama keluarga.

Meski terletak di area taman, kata Tyas, koleksi buku di Perpustaka­an Taman Ekspresi cukup banyak. Jumlahnya mencapai 1.151 buku. Karena itu, sarana tersebut dinamakan perpustaka­an, bukan taman baca masyarakat (TBM) atau pojok baca. ”Kalau TBM, jumlah bukunya kurang dari 1.000 eksemplar, kalau pojok baca sekitar 500 eksemplar,” jelasnya.

Banyak buku yang bisa menjadi pilihan siswa. Mulai buku ensikloped­i, agama, novel, bahasa, ilmu murni, hingga biografi. Ada juga buku masakan, komputer, kedokteran, maupun pertanian. ”Buku masakan dan novel paling banyak diminati. Ibu-ibu sering ke sini untuk membaca buku masakan,” jelasnya.

Di Surabaya, kata Tyas, taman yang dilengkapi perpustaka­an hanya dua. Selain Taman Ekspresi, ada Taman Flora yang dilengkapi perpustaka­an. Taman-taman lain di Surabaya umumnya dilengkapi mobil keliling berisi buku.

Untuk mendorong minat baca masyarakat maupun kunjungan ke Perpustaka­an Taman Ekspresi, pihaknya melakukan sosialisas­i ke sekolah. Bahkan, di Perpustaka­an Taman Ekspresi, ada kunjungan rutin dari siswa SMK dan SMP sekitar taman tersebut. Para siswa, lanjut Tyas, bebas memilih buku untuk dibaca selama 15 menit di awal pelajaran. ”Lalu dilanjutka­n dengan pelajaran seperti biasa, tapi belajarnya di perpustaka­an ini. Biasanya dua jam pelajaran,” jelasnya.

Agar pengetahua­n bisa update, koleksi buku di perpustaka­an tersebut juga ditukar dengan TBM terdekat. Setiap bulan, kata Tyas, dilakukan sirkulasi buku. Setidaknya ada 100 buku yang ditukar setiap bulan.

Dia mengakui, ada beberapa kendala yang dihadapiny­a. Terutama terkait dengan sarana dan prasarana. Salah satunya wifi yang lemot. Belum tersediany­a komputer untuk pengunjung juga menjadikan ruang perpustaka­an terasa kurang sempurna. ”Biasanya pakai laptop saya kalau ada pengunjung yang butuh,” katanya. (puj/c7/ai)

 ?? PUJI TYAS/JAWA POS ?? NYAMAN: Cindy Claudera (dua dari kiri) bersama tiga temannya belajar di Perpustaka­an Taman Ekspresi.
PUJI TYAS/JAWA POS NYAMAN: Cindy Claudera (dua dari kiri) bersama tiga temannya belajar di Perpustaka­an Taman Ekspresi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia