Tambah Pengamanan setelah Tahun Baru
Keluar Masuk IGD RSUD dr Soetomo Lebih Ketat
SURABAYA – Mulai Januari nanti, Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soetomo menambah jumlah personel pengamanan. Jika selama ini pengamanan hanya dilakukan petugas Satpol PP Provinsi Jatim, mulai tahun baru nanti ada tambahan dari tenaga outsourcing. Pengunjung tidak lagi bebas masuk gedung berlantai lima itu.
’’Selama ini pengunjung bisa bebas keluar masuk IGD. Padahal, ada pasien yang sedang ditangani petugas medis,’’ ujar Kepala IGD RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpB(K)-KL. Alasan membatasi pengunjung, menurut Urip, adalah demi kenyamanan pasien dan kesehatan pengunjung rumah sakit. ’’Selain itu, sudah barang tentu untuk meningkatkan keamanan,’’ imbuhnya.
Penjagaan tidak hanya dilakukan di IGD bagian depan, tetapi juga di belakang. Pantauan Jawa Pos selama ini, pos penjagaan di belakang IGD memang kerap kosong. Siapa pun bisa bebas keluar masuk lewat pintu belakang itu.
Sejauh ini, ada 16 personel satpol PP yang berjaga di IGD. Mereka dibagi menjadi tiga sif. Setiap sif, ada lima personel yang bertugas dalam waktu delapan jam. ’’Itu saya rasa kurang efektif,’’ ujar Urip.
Dokter spesialis bedah kepala leher itu menyatakan bahwa IGD sering menjadi pintu keluar masuk pembesuk. Padahal, pasien yang dituju tidak dirawat di IGD. Hal tersebut sering terjadi pada malam ketika tempat masuk lain dikunci. Pasalnya, IGD selalu dibuka selama 24 jam.
Urip memang sengaja menggunakan tenaga outsourcing untuk tenaga tambahan pengamanan. Alasannya, tenaga keamanan outsourcing biasanya punya standar kerja yang lebih berkualitas. Evaluasinya pun lebih mudah. ’’Kalau tidak bagus kerjanya, kan bisa dikeluarkan. Diganti yang lebih bagus,’’ tuturnya.
Dokter alumnus Fakultas Kedokteran Unair itu menginginkan pengamanan seperti di Graha Amerta. Pengunjung yang tidak berkepentingan tidak bisa sembarangan masuk. ’’Di IGD setidaknya perlu 15 tenaga pengamanan lagi,’’ ungkap Urip.
Mereka akan dibagi menjadi tiga sif. Meski ada tenaga outsourcing, personel satpol PP tetap bertugas. Menurut dia, setelah ada tambahan tenaga, pengamanan di IGD diharapkan lebih maksimal.
”Penambahan pengamanan juga dapat menjadi nilai plus dalam penilaian akreditasi internasional JCI,” beber Urip. RSUD dr Soetomo memang merencanakan tahun 2016 dapat meraih akreditasi JCI. Menurutnya, keamanan rumah sakit merupakan salah satu penilaian.
RSUD dr Soetomo memang memiliki banyak pintu masuk. Karena itu penjagaan di pintu masuk sudah seharusnya ditingkatkan. ”Idealnya memang hanya ada beberapa saja pintu masuk dan semuanya ada penjaganya. Bukan hanya di IGD,” ungkapnya.
Selain penambahan personel keamanan, rencananya IGD RSUD dr Soetomo juga menambah fasilitas kesehatan. Di antaranya, penambahan boks bayi untuk NICU dan perbaikan meja operasi. ”Kami sudah mengajukan ke permintaan itu ke musrenbang,” tutur Urip. (lyn/c17/fat)
Penambahan pengamanan juga dapat menjadi nilai plus dalam penilaian akreditasi internasional JCI.”
URIP MURTEDJO
H E A LT H C A R E