Parade Busana Adat dari Bahan Daur Ulang
Upacara Peringatan Sumpah Pemuda
PASURUAN – Upacara peringatan Sumpah Pemuda di kompleks perkantoran Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, kemarin (27/10) terlihat berbeda. Siswa-siswi peserta upacara tidak memakai seragam, tetapi busana adat.
Pakaian adat yang digunakan pun beragam. Yang patut dicatat, pakaian adat tersebut dibuat dari bahan daur ulang. Mereka lantas berparade dengan berpakaian adat. Alhasil, upacara Sumpah Pemuda kemarin lebih berwarna.
Magdalena Dessy, 17, siswi SMAN Kejayan, adalah salah seorang peserta upacara yang mengenakan pakaian adat. ’’Kami senang bisa tampil. Yang lebih penting, (busana adat) ini menggunakan bahan daur ulang,’’ tuturnya.
Dia berharap peng- gunaan pakaian adat seperti itu dapat menginspirasi kaum muda supaya lebih mengenal busana daerah. ’’Gara-gara pengaruh luar, para pemuda tidak boleh lupa dengan pakaian daerah,’’ ujarnya.
Khotimah, peserta upacara yang lain, tampil dengan busana adat Kalimantan Barat. Dia menyatakan membuat sendiri baju adat yang dipakai dari sejumlah bahan daur ulang. Pembuatannya cukup lama, yakni sekitar tiga bulan. Dia pun memanfaatkan bahan-bahan seperti kelobot, kertas koran, dan bekas tas hajatan. ’’Pakaian ini sengaja kami kenakan, selain saat peringatan Sumpah Pemuda, juga untuk memperingati Hari Bumi,’’ katanya.
Dalam upacara Hari Sumpah Pemuda kemarin, Kapolres Pasuruan AKBP Sulitiyono bertindak sebagai instruktur upacara. Berdasar pantauan, upacara itu tidak sepenuhnya berlangsung dengan khidmat. Beberapa peserta di bagian belakang asyik selama upacara. Terutama kalangan pelajar. (one/ hn/c19/dwi)