Jawa Pos

Batu Asal NTB Bergaris Lebih Tegas

Membedah Perbedaan Naga Sui Klawing dan Naga Sui Dompu Akik naga sui selama ini identik dengan batu khas Purbalingg­a, Jawa Tengah. Namun, siapa sangka, batu tersebut juga ditemukan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

-

SEJUMLAH koleksi batu naga sui dipamerkan secara khusus dalam ajang Jatim Fair. Seorang pedagang naga sui, Gaguk Santoso, menjelaska­n tentang perbedaan karakter antara naga sui klawing dari Purbalingg­a dan naga sui yang ditemukan di Mataram. ’’Sepintas memang mirip, tapi sebenarnya berbeda. Bisa dilihat dari fisik maupun jenis batu,” kata Gaguk kemarin (16/10).

Naga sui asal Mataram dikenal dengan sebutan naga sui dompu. Secara fisik, memang terlihat perbedaan pada karakter yang mencolok. Naga sui dompu memiliki motif bergaris yang tegas, sedangkan naga sui klawing hanya berupa garis halus dan totol-totol.

Selain itu, naga sui dompu memiliki pancaran warna yang lebih beragam daripada naga sui klawing. ’’Kalau klawing hanya tiga warna, sedangkan dompu bisa lima warna,” ujar Gaguk.

Tingkat kekerasan juga berbeda. Naga sui dompu memiliki tingkat kekerasan 5 skala Mohs, sedangkan naga sui klawing bisa mencapai 7–7,5 skala Mohs. Namun, dua naga sui itu merupakan jenis batu yang sama.

Dari informasi yang dihimpun, naga sui ( blood stone) memiliki nama heliotrope yang masuk kelompok kalsedon ( chalcedony). Yaitu, ryptocrist­alline antara kuarsa dan monoclinic polymorph moganite.

Naga sui memiliki warna hijau serta inklusi dari iron oxide jasper merah. Dengan demikian, batu itu adalah gabungan kalsedon hijau dan jasper merah. Namun, terkadang inklusi atau percampura­n jasper tersebut tidak selalu berwarna merah. Ada juga percampura­n dari jasper yang memiliki warna kekuningan, cokelat, kelabu, dan hitam.

Batu naga sui terbentuk pada era miosen atau berkisar 5–10 juta tahun lalu. Hal itu bisa diketahui berdasar umur absolut kandungan mineralnya.

Bahkan, karena dalam naga sui ada percampura­n dengan batu jenis jasper, banyak orang yang mengatakan bahwa batu tersebut adalah pancawarna. ”Itu sangat berbeda sekali, warna memang sama, dominasi hijau,” kata Gaguk.

Kini dengan adanya tren akik, naga sui digemari kolektor dan penghobi batu. Terlebih, naga sui berkualita­s super atau memiliki motif gambar. Naga sui jenis itu biasanya masuk dalam kontes batu bergambar.

Menurut Gaguk, naga sui disebut berkualita­s super jika memiliki tingkat kecerahan yang tinggi dan garis motif yang sangat tegas. ”Kalau dompu seperti itu, ditambah tidak memiliki bercak merah yang banyak,” jelas Gaguk.

Harga jual batu itu pun relatif di atas ratarata. Gaguk menjual batu naga sui yang sudah diikat cincin sekitar Rp 400 ribu hingga Rp 2,5 juta. Belum lagi kalau memiliki kualitas yang super. Harga jual bisa meningkat hingga lima kali lipat. (mir/c7/agm)

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? DARI MATARAM: Naga sui dompu bermotif garis lebih tegas daripada naga sui klawing. Dua batu tersebut termasuk keluarga batu kalsedon.
FRIZAL/JAWA POS DARI MATARAM: Naga sui dompu bermotif garis lebih tegas daripada naga sui klawing. Dua batu tersebut termasuk keluarga batu kalsedon.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia