Bosan Disangka Batik Murah
Bawa Batik Pamekasan Kelas Premium
SURABAYA – Menghapus image sebagai batik murah. Itulah misi Komunitas Batik Jawa Ti mur di Surabaya ( Kibas) membawa batik- batik Pamekasan kelas premium di Galeri House of Sampoerna.
’’Biar semakin banyak orang yang tahu bahwa Pamekasan juga punya batik yang mahal, bagus, dan berkualitas,’’ kata Lintu Tulistyantoro, ketua Kibas, sambil menunjukkan kain-kain berharga rata-rata Rp 6 juta per lembar itu.
Menurut Lintu, dalam pendapat awam, batik Madura kerap dilekatkan sebagai batik yang kurang wah. Harganya pun ada di bawah batik daerah lain. ’’Nah, kalau sudah lihat ini, pasti tahu penda- patnya salah,’’ imbuhnya tentang pameran yang berlangsung hingga 29 Oktober itu.
Batik tersebut mahal karena bahannya dari kain pilihan. Selain itu, ditulis dengan motif yang rumit dan indah dengan penggarapan detail. Lintu menjelaskan, Batik Pamekasan berhubungan erat dengan kebudayaan setempat. Khususnya saat upacara pernikahan.
Salah satunya, ritual bernama Son Son yang dilakukan menjelang Saat itu dilakukan spa batik ( perawatan batik). ’’ Makna di balik prosesi ini adalah perjalanan hidup mempelai harum, seharum kain batik itu,’’ jelasnya.
Lintu menambahkan, perkembangan industri batik secara nasional memberikan pengaruh signifikan bagi batik Pamekasan, baik dalam pewarnaan maupun motif. Misalnya, beberapa tahun terakhir, terdapat kelompok masyarakat yang mengadopsi teknik dan pola Hokokai, yaitu teknik pengerjaan halus dan pewarnaan yang bervariasi. ’’Dari situ muncul istilah Hokosan, atau kepanjangannya Hokokai Pamekasan,’’ terangnya.
Beberapa pengunjung pameran mengungkapkan, batik Pamekasan itu unik. Misalnya, Reni Ningtyas yang merasa begitu tertarik dengan warna-warna pada batik yang berani. Jarang dia melihat ada kombinasi warna seperti itu dalam sebuah motif batik. ’’Warnanya keluar pakem. Ada oranye, hijau menyala, ungu, dan kuning,’’ ujarnya. (rid/c23/ayi)