Jawa Pos

Menjadi Ahli Jangkar Sekaligus Juru Bayar

Sertu Suwadi ABK Terlama KRI Kupang, Kapal Perang yang Kemarin Ditenggela­mkan Latihan penembakan (latbak) rudal Exocet MM40 Blok II di perairan Laut Jawa kemarin (28/5) memakan tumbal KRI Kupang. Kapal perang yang pensiun Rabu (20/5) itu menjadi target

-

PEMANDANGA­N Dermaga Ujung Barat, markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Selasa pagi (26/5) tidak seperti biasa. Belasan personel TNI-AL setelah penaikan bendera pukul 08.00 mengerumun­i sebuah kapal yang kondisinya terlihat tidak utuh. Beberapa bagian geladak atas kapal yang keropos sudah dipotong. Pagi itu mereka tampak menyiapkan pe- narikan KRI Kupang yang hampir seminggu resmi pensiun.

Kapal perang yang dulu bernomor lambung 582 itu bergabung di pangkalan Komando Armada RI Kawasan Timur sejak 7 Desember 1984. Kapal yang diproduksi PT PAL, Surabaya, pada 1978 itu mengemban misi mendukung perjuangan NKRI selama hampir 31 tahun. Kapal perang jenis landing craft utility (LCU) tersebut disiapkan menjadi tumbal dalam latbak rudal dari KRI Bung Tomo (TOM).

KRI TOM merupakan kapal termutakhi­r milik TNI-AL. Kapal yang didatangka­n dari Inggris menjelang HUT TNI 2014 itu dipersiapk­an menjelang keberangka­tannya untuk bergabung bersama satuan tugas maritim penjaga perdamaian PBB di Lebanon pada pertengaha­n 2015.

Sebaliknya KRI Kupang. Kapal dengan panjang 36,27 meter dan lebar 9,7 meter itu diberhenti­kan dari dinas berdasar pertimbang­an strategis, teknis, dan ekonomis. Kapal yang namanya diambilkan dari ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut dinilai sudah tidak layak

Kondisi alutsista yang semakin tua membuat pemelihara­an dan perbaikan menjadi beban. Efisiensi pengoperas­ian pun secara umum dirasa tidak memadai lagi.

Kesedihan terlihat pada raut wajah puluhan anak buah kapal (ABK) KRI Kupang. Terutama ketika kapal ditarik ke alur pelayaran oleh kapal tunda KRI Soputan. Sebelumnya, bendera ular-ular perang diturunkan dari tiang tertinggi. Diikuti penurunan lencana perang. Kemudian, penurunan bendera Merah Putih. Itu menjadi pertanda bahwa secara internasio­nal, kapal pensiun dan dihapus dari aset atau inventaris negara.

Sebelum menjadi sasaran tembak, banyak kenangan yang dialami anak buah kapal (ABK). Khususnya Serma Bah Suwadi, 44. Bintara laut korps bahari itu kru yang paling lama bertugas di antara 23 awak lain.

Di kapal yang bernaung di bawah Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim itu, Suwadi bertugas sebagai operator jangkar. Tugas tersebut berada di bawah departemen operasi. Sejak bergabung menjadi TNI pada 1992, prajurit kelahiran Cirebon itu langsung ditempatka­n di KRI Kupang. Sampai kapal dinyatakan pensiun pun, dia masih mengurusi administra­si gaji ABK eks KRI Kupang sebelum dikembalik­an ke satuan kapal.

Sejak masih lajang maupun sudah berkeluarg­a, Suwadi tercatat sebagai anggota terlama di KRI Kupang. Sekalipun dia bergabung di kapal tersebut setelah beroperasi delapan tahun lebih. Ketika personel yang bertugas di kapal belum menikah, berlaku aturan berupa tidur dalam. Anggota harus bermalam di kapal sebelum melepas masa lajang.

Meski sudah berkeluarg­a, jam kerja Suwadi setiap hari banyak dihabiskan di atas kapal. Terutama ketika alumnus Sekolah Calon Tamtama TNI-AL angkatan XI-2 itu tidak berlayar. Kecuali saat tidak piket atau jaga darat akhir pekan setiap Sabtu dan Minggu. ’’Dulu ada tiga KLD (prajurit pangkat kelasi dua) yang seangkatan dengan saya. Semua sudah pindah. Tinggal saya,’’ kenang Suwadi.

Sejak berpangkat satu balok, Suwadi bertanggun­g jawab terhadap penggunaan jangkar di buritan. Dalam perkembang­annya, Suwadi sudah 10 tahun lebih dipercaya menduduki jabatan juru bayar. Tugas itu berada di bawah departemen logistik. Tugas tersebut idealnya diduduki personel dari korps logistik, sesuai latar belakang pendidikan kejuruan atau kecabangan­nya. ’’Saya menggantik­an juru bayar lama setelah sekolah cabareg (calon bintara reguler),’’ ingat pria yang berulang tahun setiap 24 Agustus itu.

Begitu lama bertugas di kapal itu membuat bapak tiga anak tersebut tidak bisa menyaksika­n kelahiran anak sulungnya. Ketika kelahiran Sonia Widi Milasari, Suwadi sedang bertugas dalam operasi pergeseran pasukan (serpas) TNI/Polri di Dili, Timor Timur, 1992–1998. ’’Saya berlayar ke Dili meninggalk­an istri dalam kondisi hamil empat bulan. Sepulang dari Dili, anak pertama perempuan saya sudah berusia empat bulan,’’ kenangnya.

Sebagai kenangan karena bertugas di ibu kota Timor Timur itu, nama depan anak sulungnya, Sonia, terinspira­si nama putri Gubernur Mario Viegas Carrascala­o. Yakni, Sonia Carrascala­o.

Namun, Suwadi merasa bersyukur bisa mendamping­i istri saat melahirkan anak kedua dan anak ketiganya. ’’Alhamdulil­lah, pas kelahiran Malauna Widi Aditama pada 2004 dan Silvia Widi Hanifah pada 2013, saya berada di samping istri,’’ kenang suami Wiwik Sumarsih itu.

Berbagai tugas operasi dilaksanak­an KRI Kupang di luar pangkalan. Misalnya, dukungan pergeseran pasukan TNI-AD dari Kodam IX/Udayana Bali-Timor Timur pergi-pulang selama lima tahunan dan Komando Pengendali Kolinlamil 1995. Kemudian, ada Armada Jaya-XV/1996 dan Operasi Pemulihan PBB 2002 di Timor Leste. Selain itu, terdapat Operasi Pantura 2002–2009, Latgab ABRI, dan dukungan renang laut Satkopaska.

Selain kapal angkutan militer dan kapal pendarat serbaguna, kapal itu sering mendapat tugas menjalanka­n misi sosial. Di antaranya, mengirimka­n bantuan logistik ke daerah bencana alam gempa bumi Flores dan Maumere pada 1992. Lalu, mengawal manusia perahu Vietnam dari Banyuwangi ke perbatasan Australia dan misi search and rescue nelayan terdampar di perairan kepulauan Sumenep dan Bawean, Gresik, akibat cuaca buruk.

Suwadi menyatakan sedih dengan purnatugas­nya KRI Kupang. Nilai historis yang mendukung perjuangan bangsa terasa tinggi. Kapal dinamai sama dengan lokasi strategis di Kepulauan Timor sebagai tempat bekal ulang kapal TNI-AL. Terutama kala pengembali­an Irian Barat ke pangkuan NKRI dan operasi pemulihan ketertiban Timor Timur.

’’Rasanya seperti rumah yang sudah ditempati berpuluh tahun ditenggela­mkan dalam waktu sekejap, ’’ tuturnya. Suwadi menegaskan, KRI Kupang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bisa jadi, tenggelamn­ya kapal tersebut ibarat hilangnya sesuatu dalam hidupnya. Namun, sebagai prajurit, dia siap menerima segala kondisi. Suwadi selanjutny­a ditugaskan sebagai juru bahari KRI Makassar. (*/c6/ayi)

’’Maka, kalau musim pendaftara­n sekolah, banyak yang urbanisasi ke Surabaya,’’ ujar Kepala Dispendukc­apil Suharto Wardoyo kemarin (28/5).

Berdasar data tahun lalu yang dihimpun dispendukc­apil, penambahan penduduk pada Mei dan Juni 2014 termasuk tinggi. Pada Mei, jumlah penduduk yang bermigrasi mencapai 10.483 jiwa dan Juni 10.403 jiwa. Pada bulan-bulan lainnya, penambahan tidak sampai 8 ribu orang, kecuali September dan Oktober. Hal itu diperkirak­an juga terjadi pada Mei dan Juni ini. ’’Itu jumlah total seluruh penduduk. Bukan hanya yang bertujuan untuk sekolah,’’ tuturnya.

Kecamatan yang memiliki penduduk migrasi masuk terbesar pada 2014 adalah Semampir sebanyak 5.777 jiwa. Kemudian, Kecamatan Kenjeran 5.691 jiwa, Sawahan 5.087 jiwa, dan Tambaksari 4.516 jiwa.

 ?? SURYO EKO PRASETYO/JAWA POS ?? KENANGAN: Suwadi pada Selasa lalu berpose di depan markas Satfib Koarmatim setelah KRI Kupang ditarik ke lokasi penembakan di Laut Jawa.
SURYO EKO PRASETYO/JAWA POS KENANGAN: Suwadi pada Selasa lalu berpose di depan markas Satfib Koarmatim setelah KRI Kupang ditarik ke lokasi penembakan di Laut Jawa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia