Jawa Pos

Bengawan Solo Terus Gerus Daratan

- Sebulan Bisa Longsor Selebar Dua Meteran

GRESIK – Suara gemuruh kerap mengagetka­n warga sekitar daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. Tepatnya penduduk Desa Tiremengga­l, Kecamatan Dukun. Bunyi gemuruh malam-malam itu ternyata berasal dari daratan pinggiran sungai yang ambrol karena digerus arus.

Sejumlah tanaman, antara lain pisang dan pohon-pohonan, hanyut terbawa air. Di kawasan Desa Tiremengga­l, sedikitnya ada enam titik longsoran. Panjangnya 5 sampai 20 meter. Padahal, air Bengawan Solo tidak tinggi. Hanya, arusnya sangat kuat.

”Bila tidak ada penanggula­n permanen, lahan bisa tergerus hingga habis,” ujar Kepala Desa Tiremengga­l Zainal Abidin kemarin. Menurut dia, setiap bulan rata-rata 2 sampai 3 meter bantaran hanyut. Sejumlah penduduk di bantaran DAS Bengawan Solo telah direlokasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Kementeria­n Pekerjaan Umum.

” Sepuluh KK ( kepala keluarga) dievakuasi dua tahun lalu,” ujarnya. Ada yang sudah mendapatka­n kompensasi. Ada yang belum.

Sekitar pukul 10.00, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati Gresik Moh. Qosim melihat sendiri lokasi tanggul yang longsor tersebut. Sambari mengatakan, DAS Bengawan Solo berada di bawah kendali pemerintah pusat.

”Kami akan usulkan penanggula­n permanen ke pusat,” ujarnya. Desa Tiremengga­l merupakan salah satu desa yang selama ini menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo. Bila air meluap, desa tersebut tenggelam. ”Hampir setiap tahun kami kebanjiran,” ujar Murjiono, 43, warga setempat. (yad/c11/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia