Jawa Pos

Bangga Seniman Jadi Bangsawan

-

JAKARTA – Judika Nalon Abadi Sihotang kini punya nama anyar. Yakni, Kanjeng Raden Haryo (KRH) Kencananin­grat. Demikian pula Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira yang memiliki gelar Kanjeng Raden Ayu (KRA) Mustika Ayuningrum. Ya, mereka adalah dua di antara tujuh artis dan seniman yang diberi gelar kebangsawa­nan oleh Kasunanan Surakarta pada Kamis malam (26/2).

Selain mereka, Keisha Alvaro, anak kandung Pasha Ungu, kini bergelar Raden Tumenggung. Lalu, ada Nadia Mulya (Kanjeng Mas Ayu Prawitaruk­mi) dan Kanjeng Mas Ayu Asmoro Ratri alias Pretty Asmara. Acara tersebut juga dihadiri Paramitha Rusady yang tahun lalu meraih gelar Kanjeng Mas Ayu. Kali ini Paramitha diwisuda dan memperoleh bintang penghargaa­n Sri Kabadyo.

Menurut Judika, sebulan lalu dia memperoleh informasi tentang pemberian gelar itu. Dia pun sangat kaget dan mencari tahu alasan keraton Solo tersebut memberinya gelar kebangsawa­nan. Pelantun lagu Sampai Kau Jadi Milikku itu juga mempelajar­i proses wisuda dalam rangkaian peresmian gelar tersebut.

Judika menyatakan kerap tampil di keraton Surakarta saat SMA. Ketika tampil di Solo, dia kerap memakai bahasa Jawa. ’’Ini apresiasi karena kami tidak meninggalk­an budaya,’’ kata Judika sesuai wisuda di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, tersebut.

Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Ario Prapto Kusumo selaku ketua panitia wisuda menjelaska­n, artis-artis malam itu memang benar-benar terpilih. Ada riset untuk menentukan pemberian gelar. Keraton memilih artis yang punya prestasi bagus, tidak melakukan hal-hal yang bertentang­an dengan adat keraton, dan tidak meninggalk­an budaya Indonesia meski telah terkenal hingga ke luar negeri.

’’ Nggak semua artis bisa mendapat gelar. Sebenarnya, ada satu artis yang bahkan mengajukan diri untuk diberi gelar,’’ ungkapnya. Tetapi, karena orang itu tidak layak, keraton menolak memberi gelar. Namun, Adipati Ario Prapto tidak bersedia menyebut nama artis tersebut.

Kemarin prosesi sakral itu dipimpin langsung oleh Mahapatih Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan. Dia mewakili Sri Susuhunan Pakubuwono XIII. Layaknya ritual keraton, acara tersebut dibuka dengan parade Manggala Yudha yang diikuti pasukan pedang dan tombak. Tampil pula tari bedhaya tedjo agung untuk menghormat­i leluhur dan tamu yang hadir.

Lalu, satu per satu wisudawan-wisudawati yang terdiri atas tokoh masyarakat dan selebriti menerima map berisi surat peresmian dari keraton. Nah, ketika sesi foto bersama, tingkah Pretty Asmara membuat semua orang di gedung itu tertawa. Saat berjalan ke panggung, komedian bertubuh tambun tersebut terjatuh.

Bagi keraton, gelar kebangsawa­nan yang diterima para selebriti itu berarti sebuah tanggung jawab baru bagi mereka untuk menjaga tingkah laku lebih baik lagi. Selain itu, jika ada acara-acara besar yang diadakan keraton, mereka diharapkan bisa hadir. ’’Kalau mereka bertingkah laku yang menurut kami membuat jelek nama keraton ataupun nama Indonesia, gelar itu bisa kami copot. Misalnya, salah seorang artis yang dulu kami beri gelar,’’ tegas KPH Adipati Ario Prapto. (yas/c14/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia