Dulu Sabar, Sekarang Suka Marah
Dear Dokter Nalini, Saya perempuan 25 tahun. Seorang dokter juga. Belakangan ini saya merasakan perubahan karakter dan kepribadian pada diri saya. Dulu saya sabar, penurut, dan lemah lembut. Sekitar setahun ini saya mulai berubah menjadi pemarah, meledak-ledak, kadang pemberontak, dan keras hati. Terutama menghadapi orang lain dan pekerjaan.
Orang tua dan teman-teman saya menyadari perubahan sikap dan perilaku saya itu. Terus terang, saya sudah berusaha menahan diri dan curhat. Tapi, emosi saya semakin tidak stabil dan saya mulai tidak mengenal diri saya sendiri.
Jika ada hal yang tidak sesuai kehendak, saya kadang memaki dan membanting barang. Padahal, sejak kecil saya tidak pernah melakukan itu. Saya juga sering tiba-tiba menangis tanpa sebab. Orang tua saya sangat heran dengan perubahan sikap tersebut.
Apakah itu dipicu masa lalu saya yang selalu mengalah dan menjadi korban bullying di kampus dulu? Sebab, saya dikenal sebagai mahasiswi yang nerd dan kutu buku, bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Mohon bantuan dan sarannya, Dokter. Terima kasih.
Mirna, Makassar
SEPERTI yang pernah saya katakan sebelumnya, gangguan depresi itu seperti common cold atau biasa kita sebut penyakit flu. Setiap orang pasti pernah terjangkit penyakit ini pada suatu waktu dalam kurun hidupnya. Jadi, kalau saya katakana Anda depresi, jangan berpikir, ’’Wah, saya gak waras, nih.”
Depresi itu berarti sedang ada masalah pada mood atau alam perasaan kita. Tidak ada bedanya dengan sedang ada masalah pada telinga atau kaki kita. Hanya, satunya menimpa jiwa kita, yang lain menimpa fisik kita. Lalu, jiwa serta fisik itu seperti soulmate, satu menderita yang lain ikut merasakan pula, saling setia.
Apakah apa yang Anda alami saat ini berkaitan dengan masa lalu Anda yang sejak kecil sering mengalah? Atau berkaitan dengan kejadian Anda sering di- bully? Bisa jadi iya…
Anda dulu seorang penyabar, penurut, dan lembut. Baru setahun belakangan Anda berubah menjadi seperti monster kecil yang suka marah dengan paket lengkapnya. Tentu itu bukan karena kepribadian Anda berubah. Kepribadian Anda sudah terbentuk pada usia Anda sekarang, sudah lewat 18 tahun.
Namun, karena ada perubahan pada neurotransmitter di otak serta dipicu persoalan yang datang menumpuk, tidak ada penyelesaian yang memuaskan Anda, plus kepribadian serta cara Anda setiap menghadapi masalah yang mungkin cenderung represif dan tidak asertif, Anda meluapkan ketidaknyamanan Anda sekarang lantaran ’’tong sampah’’ dalam jiwa Anda sudah tidak muat lagi menampung emosi negatif yang tidak ada saluran keluarnya. Itu, bisa jadi, bermanifestasi dengan menyentuh perubahan mood Anda.
Anda tidak menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang memicu kesumpekan Anda akhir-akhir ini. Apakah itu masalah interpersonal, masalah keluarga, atau masalah pekerjaan Anda, dan yang lain?
Bisa jadi Anda menderita burn out dalam kehidupan Anda. Sering kali manifestasinya juga serupa dengan gangguan depresi.
Kepribadian Anda yang tampak sabar, penurut, lembut sering kali menjerat Anda menjadi sulit bersikap asertif. Anda menjadi safety player yang cenderung diam, apa pun yang dilakukan orang lain kepada Anda.
Sabar dan lembut itu baik, tapi penurut mempunyai konotasi ganda. Menjadi pribadi asertif berarti Anda mampu mengatakan apa yang Anda inginkan, juga apa yang tidak Anda inginkan dengan cara yang tegas, terus terang, jujur, berorientasi pada masalah, namun dengan cara yang baik serta bijaksana.
Itu tentu akan sulit dilakukan bila Anda sudah mempunyai persepsi bahwa ’’aku harus selalu mengalah dan nurut apa kata orang’’.
Anda harus membetulkan diri menjadi pribadi yang fleksibel. Dengan begitu, Anda tidak akan terjebak dengan budaya suka nggerundel di belakang ( back biting) yang kadang kala agak manipulatif serta menjadi bumerang buat perasaan Anda sendiri.
Saya rasa Anda mesti lebih banyak menceritakan latar belakang masalah dengan seorang ahli lebih dahulu.
Salam hangat. (*)