Jawa Pos

Kejati Usut Transaksi Mencurigak­an Kepala Daerah

- Delapan Gubernur Sudah Diincar Kejaksaan

JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) akan mempercepa­t penanganan kasus delapan kepala daerah yang memiliki transaksi mencurigak­an. Caranya, mereka akan meminta kejak- saan tinggi (kejati) turut mengusut sejumlah kasus kepala daerah.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung Widyo Pramono menjelaska­n, penanganan delapan transaksi men- curigakan di rekening kepala daerah memang dibagi-bagi. Selain Kejagung, ada sejumlah kejati di daerah yang turut menangani

Widyo memastikan bahwa Kejagung bekerja keras mengungkap kasus tersebut. Hal itu tentu bisa mengarahka­n untuk menemukan potential suspect atau tersangka potensial. ”Kami bekerja siang dan malam untuk itu,” janjinya.

Beberapa waktu lalu jaksa agung menggelar rapat terkait transaksi mencurigak­an kepala daerah. Dalam pertemuan itu, kasus yang menjadi perhatian masyarakat harus diselesaik­an secepatnya. ”Ya, nggak semua soal transaksi mencurigak­an kepala daerah. Banyak juga kasus lainnya,” ujar Widyo.

Sementara itu, Koordinato­r Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho menjelaska­n, keseriusan Kejagung harus dibuktikan dengan pembuktian. Caranya, umumkan semua nama kepala daerah yang bermasalah tersebut. ”Kalau diumumkan, masyarakat bisa merespons kan,” tuturnya.

Selama ini penanganan kasus transaksi mencurigak­an atau rekening gendut belum pernah selesai ketika ditangani Kejagung. Hal tersebut tentu mengharusk­an Kejagung menjelaska­n secara terbuka bagaimana kasusnya. Berapa kasus yang sudah sampai tingkat penyidikan. Kalau ada yang sampai tingkat penyidikan, siapa yang menjadi tersangka. ”Semua ini penting untuk mengetahui komitmen dari Kejagung,” tegasnya.

Kalau ternyata tersangkan­ya bukan kepala daerah, tentu hal itu akan menjadi pertanyaan. Sebab, masyarakat tentu ingin sasarannya adalah kepala daerah. ”Kalau berbeda, ini juga menjadi tanda tanya,” ucapnya.

Sebelumnya PPATK melaporkan ke Kejagung adanya transaksi mencurigak­an delapan kepala daerah. Dalam waktu beberapa bulan ini, belum ada kepastian terkait kasuskasus tersebut. (idr/c9/end)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia