Kontribusi Cabor Anak Tiri
DARI 14 cabor yang diikuti Indonesia di Asian Games 2014, soft tennis dan sepak takraw boleh dibilang merupakan cabor yang dipandang sebelah mata. Meski soft tennis ditarget satu emas, bersama sepak takraw, kedua cabor memang relatif kurang populer jika dibandingkan dengan bulu tangkis, angkat besi, atau atletik.
Tetapi, dalam kiprahnya di Incheon, soft tennis dan sepak takraw ternyata mampu berbicara banyak. Sepak takraw, misalnya. Dua medali perunggu telah dikoleksi. Masingmasing di nomor beregu putra dan putri.
Satu medali perunggu tambahan pun sudah pasti dalam genggaman seiring dengan lolosnya regu putri pada semifinal kontra Thailand hari ini (2/10). Bukan pekerjaan mudah bagi Leni dkk karena Thailand merupakan peraih emas regu putri dalam tiga edisi terakhir Asian Games.
Sementara itu, soft tennis kembali menyumbang medali bagi Indonesia kemarin. Setelah Edi Kusdaryanto meraih perak tunggal putra (30/9), giliran ganda campuran Maya Rosa/Prima Simpatiaji yang mendonasikan perunggu.
Di semifinal, Maya/Prima yang hanya beristirahat 10 menit setelah bertarung selama 50 menit berhadapan dengan pasangan Tiongkok Zhou Mo/Chen Hui.
Dua game awal berlangsung mulus bagi Maya/ Prima setelah mereka unggul 4-2 dan 4-0. Namun, banyaknya kesalahan sendiri, terutama yang dilakukan Maya di depan net, membuat ganda Tiongkok bangkit dan memenangkan pertandingan dengan skor 5-3. (*/ c19/dns)