Jawa Pos

Promosikan Trem kepada Puluhan Dubes

-

Bahkan, Risma telah meminta bantuan KPK dan BPKP untuk turut mengawasi. ”Saya tidak mau ada masalah,” tegas wali kota perempuan pertama dalam sejarah Surabaya itu.

Pengerjaan proyek trem diperkirak­an memerlukan waktu kurang dari dua tahun. Perinciann­ya, 18 bulan untuk pembanguna­n dan 4 bulan berikutnya untuk persiapan operasiona­lnya. Saat pengerjaan proyek itu, pertumbuha­n ekonomi Surabaya diprediksi tetap pada kisaran 7 persen. ”Jadi, kalau ndak gerak, kita akan tertinggal,” ujar alumnus ITS itu.

Sebelumnya, Risma juga memaparkan rencana pembanguna­n trem tersebut di hadapan 22 duta besar dan perwakilan tetap negara sahabat. Antara lain, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Cile, Tiongkok, Republik Ceko, Swedia, Laos, Rumania, Fiji, Iran, dan Malaysia. Tak ketinggala­n Myanmar, Ukraina, Oman, Uzbekistan, Australia, Korea Selatan, Vietnam, dan Singapura. Juga ada duta besar Uni Eropa untuk ASEAN. Mereka hadir untuk mengetahui perkembang­an Surabaya.

Risma menyebutka­n, biaya operasiona­l yang akan dibebankan kepada setiap penumpang trem mencapai Rp 10 ribu untuk sekali jalan. Tapi, biaya itu nanti disubsidi oleh pemkot. Dengan begitu, penumpang hanya membayar Rp 3.000–Rp 4.000. ”Nanti perusahaan (PT KAI, Red) akan mendapatka­n tambahan dana dari iklan dan sewa gedung,” ujarnya.

Dalam hitungan PT KAI, jalur trem sepanjang 17 kilometer itu memerlukan dana Rp 400 miliar. Dana itu belum termasuk biaya pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab pemkot Surabaya.

Sementara itu, perkembang­an proyek AMC berbasis monorel justru belum jelas. Pemkot masih menunggu kabinet pemerintah­an baru Jokowi-JK dilantik. Pemkot tidak mau kerja dua kali dalam pembahasan proyek tersebut. ”Kalau sudah bicara dengan kabinet (Jokowi-JK), baru bisa bicara lagi. Kalau sekarang belum,” tutur Risma.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Hendro Gunawan menyebutka­n, sejumlah lahan yang diproyeksi­kan sebagai trase atau jalur trem itu masih tercatat sebagai aset PT KAI. Namun, ada juga yang merupakan milik Pemkot Surabaya. Nah, dua tim itu akan bekerja untuk menentukan titik koordinat tiap-tiap lokasi. ”Titiktitik tepatnya di mana saja, itu akan dicek lagi,” ujarnya. (jun/c11/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia