Terpaksa Gotong Pasien Keluar Gang
Sopir Ambulans Dukung Satu Mobil Satu Garasi
SURABAYA – Para sopir ambulans menyambut gembira rencana aturan satu mobil satu garasi. Jika aturan itu benar-benar diterapkan, warga yang sakit bisa langsung dijemput di depan rumah. Sering kali petugas terpaksa menjemput di depan gang karena jalan dipenuhi mobil yang terparkir di depan rumah.
”Jengkel iya, tapi mau protes ke mana,” ujar Rudianto Efendi, sopir ambulans Puskesmas Ketabang Kali. Siang itu, dia sedang stand by di puskesmas. Berjaga-jaga jika ada yang membutuhkan pertolongan.
Efendi menyebutkan, Jalan Legundi dan Kanginan termasuk daerah yang dipenuhi mobil parkir. Akibatnya, ambulans sulit masuk. Dia pun harus bersabar ketika menjemput pasien.
Kebanyakan ambulans pemkot adalah mobil Isuzu Panther yang dimodifikasi. Bagian belakang mobil lebih lebar. Terdapat tam- bahan ruangan dengan lebar 2 meter untuk kasur lipat pasien dan tempat duduk perawat.
Sering kali ambulans tidak bisa memasuki perkampungan. Dalam kondisi tersebut, pasien hanya bisa digotong atau dibawa dengan tempat tidur lipat. ”Kadang gotongnya sampai 50 meter,’’ kata pria asal Aceh itu.
Kondisi jalan menuju RSUD dr Soewandhie juga dikeluhkan Efendi. Sering kali dia memilih jalur permukiman agar cepat sampai. Lagi-lagi, jalanan kampung di Surabaya Utara tersebut kerap menjadi tempat parkir mobil. Parkir liar di jalan sekitar Kaza Mall hingga RSUD dr Soewandhie juga perlu ditertibkan. Sebab, hal itu dapat mengurangi response time sopir ambulans saat mengantar pasien rujukan.
Daerah tengah kota memang sangat padat. Di perkampungan Peneleh, misalnya. Kampung lawas itu dibangun dengan jalan sempit. Rata-rata jalan hanya memiliki lebar 3 meter. Dulu, jalanan tersebut tidak didesain untuk dilewati mobil. ”Di sini memang sulit mencari tempat parkir,” keluh warga yang tak mau namanya disebutkan.